Melihat sudut pandang orang dewasa yang masih memiliki jiwa anak - anak didalamnya. Seperti teman temanku yang masih suka dengan boneka, tetanggaku yang masih hobi mengoleksi mobil- mobilan, saudaraku yang masih suka bermain kelelereng di usianya yang sudah menginjak 20 tahun, dan orang orang di sekelilingku yang terkadang masih suka bermain game. Jiwa anak - anak atau inner child terlihat masih ada di dalam mereka. Lalu bagaimana dengan anak - anak yang seharusnya masih ada di usia bermain tetapi dipaksa menjadi dewasa karena keadaan? Anak-anak yang diharuskan untuk mencari uang karena bingung untuk makan di esok hari, anak-anak yang terpaksa menjual tisu di lampu merah, menjadi manusia silver di siang hari, dan mengamen dari pagi sampai malam hari, apakah anak anak yang sedang sibuk berkerja itu memiliki jiwa inner adult di dalam diri mereka? Anak - anak yang harusnya bermain tetapi pada akhirnya memilih berkerja karena mereka memikirkan kehidupan esok hari. Bukankah anak - anak seharusnya tetap menjadi anak anak?