Pengalaman terhadap tempat (sense of place) hadir dalam karya Putri Janati “Dunia Kepunyaan Ibu” mengambil dapur sebagai situs tempat mengenang perjalanan diri, kemudian Putri memilih panci, tungku dan api yang masih menyala. Apa yang Putri hadirkan dalam karyanya ini masih hidup di dunia faktualnya, sebuah kenyataan yang unik saat kebanyakan orang memasak menggunakan kompor gas. Dalam karya ini Putri piawai mengejar detail kode visualnya, panci yang menghitam dan api yang menyala dari kayu bakar, mengingatkan Putri pada ibunya yang terus menjalankan tradisi memasak air dengan peralatan tradisional, melemparkan ingatan Putri pada situasi ekonomi keluarga yang sulit sementara ibunya harus menghidupi delapan orang anak. Panci yang legam itu adalah media untuk menanak nasi dan air bagi kehidupan delapan orang bersaudara.